09 April, 2009

POSTER PHOTOSHOP

CARA MEMBUAT POSTER MOVIE MENGGUNAKAN PHOTOSHOP


  Kita akan mencoba membuat sebuah "Poster Film Action".
 
Ciptakan dokumen baru dengan ukuran  750x550 pixels
Buka gambar penjara di seperti di bawah ini, drag kedalam dokumen baru yang kita buat tadi dan berikan nama penjara untuk layer gambar penjara ini.

Lakukan duplikat pada layer penjara dan beri nama Blurred Penjara.
  Select layer penjara dan masuk ke menu: Filter > Blur > Lens Blur. Centang pada Faster, rubah Blur Focal Distance menjadi 0, Iris Shape menjadi  Hexagon(6), Radius menjadi   25, Blade Curvature menjadi   0, Rotation menjadi   0,  Brightness menjadi   0, Threshold menjadi   255, Noise menjadi   0 dan Distribution menjadi    Uniform
 

Buka gambar orang nembak seperti ini
Crop dengan menggunakan Pen tool, dengan tujuan menghilangkan background nya. Sehingga tersisa orang nya saja.
 

Drag gambar orang di atas menuju ke dokumen baru kita. Rename layer orang ini dengan nama Hero. Lakukan resize dan sesuaikan ukurannya.
Pilih  Soft Eraser tool dengan ukuran 800pt, klik satu kali di tengah2 layer Blurred penjara
 

Ciptakan sebuah layer baru di atas Hero dan berian nama Bayangan.
Lakukan Fill terhadap layer itu dengan warna #000000 gunakan Paint Bucket. Sesuaikan opacity nya layer ini menjadi 80%.

Pilih Soft Eraser tool dengan ukuran 800pt, klik satu kali di tengah2 layer Bayangan.
 

  Layer > New Adjustment Layer > Hue/Saturation   diatas semua layer, dengan komposisi :
Dan set Hue menjadi 0, Saturation menjadi -40 dan Lightness menjadi 0.

  Layer > New Adjustment Layer > Exposure Adjustment diatas semua layers.
Dan set  Exposure menjadi +0.6, Offset menjadi -0.01 dan Gamma Correction menjadi 1.2.

  Layer > New Adjustment Layer > Levels Adjustment diatas semua layers.
  Dan set Set nilai menjadi 20, 1, 240 dan kamu akan selesai :)
 


Sumber dari situs Ilmu Website dalam kategori photoshop dengan judul Membuat Poster Film Action

06 April, 2009

siapa ya yang punya info2 tentang GTT DEPAG/PEMDA ??
Kasih2 infonya dunk...

04 April, 2009

kapankah aku akan berubah??

huff... hari demi hari tlah terlewati begitu saja.. dengan kesibukanku.. dengan kesendirianku..
masih belum berubah, blm ada teman sejati yang dpt merubah keadaanku, teman yang dapat mjd harapan dan semangatku dalam memberi hidup didunia.
belum berubah,,
dari keterpurukan akan keimananku, masing mengagungkan akan si Hitam, yang masih pekat..
selalu menyelimuti dan membayang-bayangi setiap langkah yang ku torehkan, kusedih, ku menangis..
Ku ingin sudahi semua ini, menjalani sesuatu yang baru, yang putih, yang indah...
tp.. itu semua baru hanya sebatas keinginanku..
aku ingin,, dan keinginanku kuat..
tp kapankah.. Aku ingin PERUBAHAN......

03 April, 2009

Tips Merusak Aqidah!!

Bismillah.
Assalaamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Alhamdulillah. Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala Ali Muhammad.

Semakin mendekati hari akhir, tentulah penyimpangan akidah semakin ngetren dan kadang bikin kita geli sekaligus ngeri. Berikut tips yang bisa jadi pedoman untuk Anda yang ingin mengacaukan keyakinan. (Saya meniru cara Sean Covey menuliskan 7 Kebiasaan Paling Tidak Efektif sebelum memulai bukunya)

0. Ragukan sifat Allah dan percayalah hanya pada akal manusia.
Mana bisa percaya dengan sesuatu yang tidak bisa dilihat? Jadilah orang yang paling pesimis. Anggap diri Anda orang paling sial sejagat yang tak tersentuh kasih Tuhan.

1. Jangan baca Qur’an.
Buat apa baca sesuatu yang tak dimengerti artinya? Jangan agendakan itu dalam jadwal harian Anda. Gunakan Qur’an hanya untuk keperluan mistis seperti memajangnya di atas pintu.

2. Dewakan toleransi agama.
Percayalah kalau semua agama itu sama. Dan semua orang pasti masuk surga. Kalau diajak beribadah yang tak sesuai syari’at, mengangguklah. Ini demi perdamaian, Bung.

3. Telan buku filsafat atau yang beraliran kiri bulat-bulat.
Seringlah membaca karya-karya Nietzsche, Machiavelli, Marx, atau siapa saja. Setelah itu, mulailah untuk sering bertanya-tanya dalam hati.

4. Tonton TV Anda seakan-akan Anda tak pernah membayar tagihan listrik.
Tonton para wanita cantik bin bahenol sepuasnya. Tonton acara yang hanya membuatmu senang dan tertawa hingga lupa waktu. Kita juga perlu rileks, bukan?

5. Jangan mau jadi kaya.
Jadilah orang yang miskin sepanjang masa. Jangan terlalu pusingkan dunia. Toh, kita semua juga akan mati. Dan katanya, kaya tidaknya seseorang ga jadi prasyarat masuk surga!

6. Ini bukan bid’ah, tapi melestarikan kebudayaan.
Lestarikan kebudayaan seperti potong sapi terus diarak keliling kampung, grebegan (atau yang sejenisnya), dan sejuta macam keragaman budaya Indonesia. Siapa tau kita bisa masuk MURI, bukan?

7. Bedakan agama dan negara.
Kita kan hidup di Indonesia yang bukan negara agama. So, ngapain ngeributin soal politik, undang-undang, aturan pemda, yang harus sesuai dengan syariat? Orang-orang di atas ajah yang ngurus begituan. Yang penting sholat aja kan?

Nah, sudah lihat? Cara-cara di atas akan membimbing kita menuju kehancuran dan kekalahan total! Berikut yang semestinya kita lakukan.

0. Yakinlah bahwa Allah itu Maha Adil.
Kalau memahami agama hanya dengan akal semata, silakan cari tempat duduk di neraka. Salah satu keMahaAdilan Allah adalah, Dia membuat kita punya kekurangan dan kelebihan. Tetaplah fokus pada kelebihan yang kita miliki. Cepatlah bangun bila jatuh.

1. Agendakan baca Qur’an.
Walau belum bisa memaknai dan mengamalkan, belajarlah untuk teratur membaca. Tiga juz dalam semalam namun libur untuk 2 bulan ke depan tidak lebih baik daripada 3 lembar sehari namun konsisten.

2. Jadilah seperti pohon kurma yang dipagari.
Akarnya kokoh tertancap hingga ke dalam tanah. Namun, buahnya dapat dipetik siapapun. Tebar manfaat ke seluruh penjuru, namun tetaplah pada keyakinan akan Islam. Buktikan bahwa agama ini membawa rahmat bagi sekalian alam.

3. Baca boleh, tapi jangan yang aneh-aneh.
Buku-buku teologi memang kadang menarik, namun bila berlebihan dan dibaca saat kita masih remaja (baca: masih gamang) tentulah efeknya ke kerangka berpikir. Kalau badan merasa sedang lemah, sebaiknya jangan keluar saat badai.

4. Banting TV Anda bila Anda sedang marah.
Informasi itu penting, kalau secukupnya. Media menjadi senjata ampuh dalam perang pemikiran. Pembodohan di mana-mana. Opini ummat terbentuk dengan salah hanya karena benda yang dimensinya tak lebih besar daripada separuh kulkas sepintu. Mengerikan, bukan?

5. Menjadi kaya itu keharusan.
Mark Shuttleworth bisa membantu sebuah distro menempati peringkat pertama pada distrowatch. Mungkin suatu hari nanti, dengan harta Anda bisa membebaskan Palestina atau menyelamatkan iman orang-orang yang guncang hanya karena sebungkus mie instant.

6. Sekali bid’ah tetap bid’ah. Sekali haram tetap haram.
Apapun namanya, bid’ah tetap dilarang. Adalah misi kita untuk menyadarkan masyarakat untuk meninggalkan kebiasaan jahiliyah. Anda mungkin ditertawakan, tapi yang pasti: bukan mereka yang akan tertawa terakhir kali. Salah tempat boleh, asal jangan salah sikap.

7. Islam adalah sistem.
Agama = sempurna. Tak ada yang mesti diragukan. Ianya merancang bagaimana kita harus bertingkah, sekaligus pedoman bagaimana berkehidupan kebangsaan. Sekulerisme hanyalah kedok untuk menjauhkan kita dari kemenangan. Dan tunggulah, karena Allah Berjanji akan membuat kita unggul sekali lagi, sebelum hari kiamat. Dan, siapa lagi yang lebih benar janjinya daripada Allah?

Ya Allah, Jangan Buat kami terhina…

Wallahu’alam bisshowab. Wassalaam.

01 April, 2009

Menjadi Orang Bermanfaat

Suatu ketika, Hasan Al Bashri menyuruh beberapa muridnya untuk memenuhi kebutuhan seseorang. Dia berkata, "Temuilah Tsabit Al Bunani dan pergilah kalian bersamanya." Lalu, mereka mendatangi Tsabit yang ternyata sedang iktikaf di masjid. Dan, Tsabit minta maaf karena tidak bisa pergi bersama mereka. Mereka pun kembali lagi kepada Hasan dan memberitahukan perihal Tsabit.

Hasan berkata, "Katakanlah kepadanya, 'Hai Tsabit, apa engkau tidak tahu bahwa langkah kakimu dalam rangka menolong saudaramu sesama muslim itu lebih baik bagimu daripada ibadah haji yang kedua kali?'" Kemudian, mereka kembali menemui Tsabit dan menyampaikan apa yang dikatakan Hasan Al Bashri. Maka, Tsabit pun meninggalkan iktikafnya dan pergi bersama mereka untuk membantu orang yang membutuhkan.

Banyak cara bisa dilakukan agar menjadi orang yang bermanfaat bagi masyarakat. Bisa dengan menolong dalam bentuk tenaga, memberikan bantuan dalam bentuk materi, memberi pinjaman, memberikan taushiyah keagamaan, meringankan beban penderitaan, membayarkan utang, memberi makan, hingga menyisihkan waktu untuk menunggu tetangga yang sakit.

Pimpinan yang baik juga bermanfaat bagi bawahannya, sebagaimana penguasa yang adil pun bermanfaat bagi rakyatnya. Bahkan, membuat orang lain menjadi gembira juga termasuk amalan bermanfaat yang dicintai oleh Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang membantu kesusahan seorang mukmin dari beberapa kesusahan dunia maka Allah akan membantu kesusahannya dari beberapa kesusahan pada hari kiamat. Dan, barang siapa yang meringankan beban orang kesulitan maka Allah akan meringankannya dalam urusan dunia dan akhirat." (HR Muslim dan Ahmad).

Adalah ironi jika banyak orang kaya yang lebih senang naik haji berulang kali daripada membantu kaum dhuafa yang membutuhkan uluran tangan. Banyak juga orang kaya yang jor-joran membangun masjid mewah, sedangkan di sekelilingnya masih banyak kaum fakir miskin yang membutuhkan bantuan. Padahal, Allah tidak butuh disembah dengan indahnya masjid ataupun ibadah haji yang berulang-ulang. Wallahu a'lam bishshawab.

31 Maret, 2009

Triyas Hadi Prihantoro mimpi guru swasta

Usaha guru swasta baik yang bersatatus tidak tetap (GTT) dan honorer dalam memperjuangkan haknya semakin gencar. Baik melalui aksi demo massal, mogok mengajar, mogok makan sampai ramai-ramai mengadu ke “penguasa” lokal maupun nasional. Lalu akankah usahanya dihargai. Diapresiasi secara berkeadilan oleh pemerintah?
Sebagai guru swasta penulis sangat merasakan bagaimana pengorbanan mereka kurang mendapat penghargaan dari pemerintah. Meski penulis sendiri adalah guru swasta yang berstatus karyawan tetap Yayasan, tapi penulis menyadari bahwa untuk memperoleh gaji/honor sesuai Kepres No 101 tahun 2000 yang mengatur tunjangan tenaga kependidikan yang disesuaikan dengan pangkat dan golongannya, di mana semakin lama dan semakin tinggi pangkat serta golongan dari guru tetap semakin besar pula jumlah penghasilan yang diterima, merupakan upaya yang berat dilakukan oleh yayasan sekolah swasta.
Sebab ”kehidupan” sekolah swasta tergantung pada jumlah murid. Dan kenyataanya sekolah swasta semakin lama kurang diminati sehingga antara kapasitas kelas, guru dan karyawan tidak sebanding dengan jumlah murid. Solusi semakin mengenaskan bagi guru swasta saat pihak Yayasan menutup sekolah.
Penulis memaklumi bahwa, bila guru swasta menuntut kesetaraan gaji tentunya beban siswa dan orangtua semakin berat. Karena sekolah swasta sebagian besar dana operasional (gaji, pengadaan KBM, sarana prasarana, infrastruktur dan suprastruktur) merupakan tanggung jawab dari siswa dan orangtua melalui pembayaran sekolah.
Guru swastapun menyadari bahwa lebih dari 80 persen sekolah swasta “dihuni” oleh siswa dari golongan ekonomi menengah ke bawah. Itu sudah menjadi stigma bahwa sekolah swasta lebih berpihak pada kaum miskin baik finansial maupun sumber dayanya.
Maka ketika muncul “kabar gembira” bahwa mulai tahun 2009 gaji guru dan dosen PNS akan naik rata-rata 14 persen per bulan, tak sedikit pun menyentuh nasib guru swasta. Gaji guru dengan pangkat terendah akan bergaji minimal Rp 2 juta. Kepastian ini sebagai konsekuensi meningkatnya anggaran pendidikan yang mencapai Rp 46,1 triliun atau 20 persen dari APBD 2009 (Joglosemar, 10/9/08).
Fenomena itu menjadikan keterpurukan nasib guru swasta apalagi yang berstatus GTT dan honorer menjadi lengkap. Nasib guru antarsekolah memang tidak sama. Karena kebijakan sekolah/Yayasan sangat tergantung dengan policy yang telah menjadi aturan baku. Seperti di sekolah tempat mengajar penulis, seorang guru tidak tetap (GTT) tetap diikutsertakan dalam bentuk pendampingan kegiatan siswa di sekolah. Demikian pula seorang GTT pun dilibatkan untuk masuk dalam kepanitiaan kegiatan sekolah (Panitia Ujian/Ulangan Umum) serta mendapat tunjangan lain yang sama dengan guru tetap (tunjangan akhir tahun, tunjangan hari raya) kecuali gaji pokok.
Uang Pensiun
Saatnya segala darma bakti, pengabdian, loyalitas, dedikasi, profesionalitas diberi award (penghargaan) kepada guru swasta secara semestinya. Meski Pemerintah sendiri juga mengapresiasi dengan menaikkan gaji guru nonPNS (swasta) mulai tahun 2009. Dengan penyaluran dana gaji tersebut melalui Depdiknas, Departemen Agama, Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Untuk tunjangan subsidi fungsional guru belum sarjana sebesar Rp 50.000 dan yang sarjana sebesar Rp 100.000 per bulan (Joglosemar, 10/9/08).
Sebab di hadapan siswa dan orangtua antara “guru swasta” tiada beda, tapi bila melihat hak dan kewajibannya sering tercipta sebuah kesenjangan yang mencolok. Saatnya Pemerintah untuk berniat baik dengan secara sungguh memperhatikan nasib guru swasta.
Guru swasta juga guru profesional. Apa yang menjadi tanggung jawabnya mencerdaskan anak bangsa menjadi kewajiban semua tanpa pilih-pilih. Begitu juga yang menjadi tanggung jawabnya. Kualitas “pemahaman akan materi yang diajarkannya” dan “kemampuan mereka menyadari apa yang mereka ketahui” (Peterson dan Comeauz, 1989).
Penulis dan teman-teman sesama guru di sekolah swasta bahkan berangan-angan bila pemerintah mau mengangkat semua “guru swasta” untuk diangkat jadi PNS. Bisa dibatasi dengan usia minimal 45 tahun (berarti sudah mengabdi 25 tahun) menjadi guru. Dari sini pemerintah hanya menghargai sesuai golongan dan pangkat terbaru sesuai ijazah saat pengangkatan.
Dari sini penulis yakin bahwa para guru swasta akan semakin tenang hidupnya. Karena ada harapan mendapat uang pensiun meski sedikit karena masa kerja jadi PNS maksimal hanya 10 tahun (bila usia 55 tahun purnatugas). Jaminan ketenangan, kenyamanan dan kedamaian kerja inilah yang diharapkan. Sehingga seorang guru swasta tidak akan nyambi lagi menjadi tukang ojek, tukang rosok, tukang sayur, ngajar sana-sini guna mengejar “setoran” untuk hidup.
Harapan guru swasta untuk menjadi PNS tidak hanya angan-angan. Realitanya untuk menjadi PNS (memang) selalu tipis. Karena berdasar PP nomor 11 tahun 2002 tanggal 17 Juni 2002 dan Keputusan Ka BKN Nomor 35 tahun 2004 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan PNS 2004 bahwa standar maksimal usia untuk menjadi PNS adalah 35 tahun. Meski syarat tersebut diperlunak dengan batas maksimal usia 45 tahun dan pernah menjadi guru sedikitnya sepuluh tahun. Pengorbanan guru swasta selama ini butuh penghargaan pula.
Mengutip pendapat Woolfolk (2004) dalam bukunya Educational Psychology, guru profesional tidak hanya memahami materi yang mereka ajarkan melainkan mereka juga tahu menghubungkan setiap materi dengan konteks kehidupan sehari-hari, serta mengetahui bagaimana membuat peserta didik tetap aktif dan bersemangat untuk belajar. Tentu ini butuh sebuah pengalaman yang lebih.
Sudah saatnya Pemerintah berkeadilan dalam memberikan kesejahteraan kepada guru baik yang berstatus PNS maupun swasta. Memang untuk memenuhi “kekurangan” guru PNS perlu prasyarat khusus. Pada Pasal 1 Ayat 2 Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 123/U/2001 tentang Pedoman Pengangkatan Guru, bahwa pengangkatan guru dilakukan secara kompetitif dan terbuka dengan tidak membedakan suku, agama, asal usul daerah, jenis kelamin dan golongan.